Friday, March 17, 2017

Klaten YoBen!

Logo Klaten YoBen. https://www.facebook.com/kybcloth
/ Klaten YoBen! Sebuah tagline yang menggelitik saya ketika pertama kali membacanya di akun media sosial. Klaten YoBen! sepertinya merupakan trademark clothing di Klaten. Tapi tagline tersebut merepresentasikan sebuah kegelisahan. Mungkin gelisah karena pemerintahnya tidak memperhatikan potensi anak mudah di dalam pembangunan Kabupaten Klaten. Seperti yang dikatakan Mbah Sudjiwo Tejo di salah satu talkshow-nya dengan Prof. Rhenald Kasali di Rumah Perubahan, bahwa sebenarnya gelisah adalah sebuah pertanyaan bagi diri sendiri, aku ini siapa?. Mbah Djiwo menjelaskan lebih lanjut dengan menggunakan analogi salah satu lakon pewayangan, yakni Bima. Ketika Bima mencoba untuk bertani dan pertaniannya berhasil, banyak orang yang bertepuk tangan kepadanya, lalu ia pun yakin bahwa dia adalah seorang petani. Kemudian disuatu hari, ada maling yang ingin merampas hasil taninya, Bima pun menghajar maling-maling tersebut dan menang. Lalu orang-orang pun bertepuk tangan kepadanya, ia pun yakin bahwa dia adalah seorang serdadu. Di suatu ketika, Bima berdagang ayam sayur, orang-orang pun bertepuk tangan karena omzet ayam sayurnya berlipat ganda. Ia pun gelisah dan bertanya aku ini siapa? Apakah aku seorang petani, serdadu, atau tukang ayam sayur? Dari analogi tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa orang yang gelisah itu adalah orang yang ingin melakukan sesuatu, membayangkannya, lalu melakukan sesuatu yang dibayangkannya. Bima menjadi seorang petani karena ia membayangkan bahwa ia ingin punya ladang padi yang luas dengan tanaman padi yang tinggi-tinggi agar dia bisa mendengarkan suara gesekan daun padi di siang hari. Ia menjadi seorang serdadu karena ia membayangkan menjadi Iron Man saat bisa menghajar sesorang. Ia menjadi seorang tukang ayam pun karena ia membayangkan sayur kaldu ayam kesukaannya yang biasanya dimasak oleh ibunya saat ia masih kecil. 


Sop Ayam Pak Min Klaten yang sebenarnya. Roy Pro
/ Itulah yang saya tangkap dari Klaten YoBen! Karena tagline tersebut menyimbolkan kegelisahan anak-anak mudah Klaten dimana kota asalnya tidak seterkenal Jogja maupun Solo. Jika ada yang membicarakan Klaten, pasti ingatnya Sop Ayam Pak Min Klaten yang sekarang franchise dimana-mana. Mereka juga gelisah karena orang-orang menganggap bahwa Klaten adalah kota kecil, ndeso, katrok, tidak ada mall besar, bioskop XXI, ataupun  Pizza Hut. Yang ada hanya warung tenda pinggir jalan, bakso ojek, duren sidowayah, dan tentunya Sop Ayam Pak Min. Makanya anak-anak muda ini mencetuskan tagline KlatenYoBen! Ndeso YoBen! Namun disisi lain, tagline ini juga mengindikasikan sebuah bentuk kepercaya dirian anak-anak muda Klaten. Sama seperti tokoh wayang Semar, dimana ia tidak baper diejek apapun oleh siapapun, "wis luweh", kalo katanya orang Klatenan. Saya sangat optimistis ketika anak-anak muda Klaten bisa bebarengan mengatakan Klaten YoBen! karena berarti mereka sangat mencintai Klaten apapun yang terjadi.


Skate and BMX Park Surabaya. perencanaankota.blogspot.com
/ Terlepas dari itu, disini saya ingin menyatakan bahwa pembangunan suatu wilayah itu tidak bisa dilepaskan dari peran pemuda. Pemudalah yang juga menghantarkan Republik Indonesia menjadi bangsa dan negara yang merdeka. Dengan semangat para pemuda, segala yang terlihat tidak mungkin akan menjadi mungkin. Segala yang tidak terikirkan sebelumnya, menjadi gagasan yang ciamik dan apik. Namun, semangat para pemuda Klaten tersebut sepertinya tidak ditangkap oleh Pemerintah, dimana tidak ada sama sekali suara pemuda di dalam pembangunan Klaten. Contohnya saja di area GOR Gelarsena Klaten. Setiap sore saya sering melihat banyak anak-anak muda yang main skateboard, sepeda bmx, hingga sepatu roda, namun tidak ada arena skateboard, bmx, maupun sepatu roda di area Gelanggang Olahraga (GOR). Di area itu malah dibangun panggung besar untuk menutupi lapangan tenis, dan bangunan seperti rumah yang entah apa fungsinya. Untung saja cafe "ala ala" mulai masuk ke Klaten dan membawa gaya baru bagi anak mudanya. Sebut saja Omah Wedang Rajaku, Star Steak, Kedai Bangsawan dan lainnya yang menjadi sasaran anak muda Klaten untuk nongkrong. Ya paling ngga naik tingkat dikitlah nongkrongnya di cafe, ngga di HIK lagi, haha. Tanda dibalik dari adanya cafe-cafe inipun belum ditangkap juga oleh Pemerintah. Dengan ramainya cafe "ala ala" tersebut, membuktikan bahwa anak-anak muda Klaten butuh wadah yang fresh untuk nongkrong. Dan dalam nongkrong itu tidak hanya ngobrol ngalur ngidul atau gosip sana sini. Dalam tongkrongan di cafe-cafe itulah tercetus ide-ide baru, baik ide untuk Klaten maupun ide-ide bisnis anak muda. 

Renata Kusmanto model & artis kelahiran Klaten. Rude Billy
/ Jika dilihat lebih teliti, sebenarnya anak-anak muda Klaten memiliki tingkat intelegensi yang tinggi karena tiap pulang sekolah mereka tidak bisa ke Mall atau bioskop (karena memang ngga ada :p), mereka cenderung ke warung HIK, rumah teman, atau menghabiskan waktu di sekolah/bimbel hingga sore hari. Ini sudah terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Klaten. Sebut saja dari tokoh politik-akademisi Hidayat Nur Wahid, Bibit Waluyo, Suhardi, Hendarman Supandji, Sudjarwadi, Kak Seto, hingga seni-budaya Ki Nartosabdo, Teguh Srimulat, Eddy Sud, Renata Kusuma, dokter Eka Julianta, CEO BRI Rudjito, atlet Nova Widianto, dan presenter Yohana Margaretha dan Prita Laura, dan masih banyak lagi. Saat inipun saya yakin masih banyak anak-anak mudah Klaten yang pemikirannya luar biasa, hanya wadahnya saja yang belum ada, sehingga banyak dari anak-anak muda ini yang memilih keluar dari Klaten, bukan karena tidak cinta Klaten tetapi mencari wadah bagi pemikiran-pemikirannya.

Rencana Bandung Creative Hub. Ridwan Kamil
 / Untuk itu, bagaimana jika dibuat sebuah "Smart Hub" yang menghubungkan para anak-anak muda di Klaten untuk saling berkolaborasi di berbagai bidang, mulai dari bidang desain, olahraga, IT, hingga masak. Disana mereka bisa berdiskusi untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan besarnya. Saya membayangkan akan ada banyak anak-anak SMP, SMA, SMK, kuliahan, dan lainnya yang menghabiskan waktu siang-malam di Smart Hub tersebut, sibuk dengan beragai gagasan-gagasan besar. Saya juga membayangkan, dari situ akan banyak muncul kreativitas dan inovasi yang tentunya harus ditangkap pula oleh Pemerintah Klaten, jika tidak, hasil kreativitas dan inovasi tersebut akan diserobot oleh wilayah atau bahkan negara lain. Dengan demikian, anak-anak muda Klaten yang gelisah ini tidak lagi hanya menyerukan Klaten YoBen! Ndeso YoBen! tapi dari kegelisahan itu mereka dapat melakukan sesuatu dan mewujudkannya menjadi sebuah karya anak Klaten, seperti cerita Bima di awal tulisan ini. Ya tapi, untuk sementara, karena Smart Hub-nya belum ada, yowislah rapopo, penting isih isoh ambegan lan mangan, saiki yo mung isohe ngene iki dhisik, alon-alon, nunggu buaptine ana sing waras dhisik, Klaten YoBen!
Share:

Monday, January 9, 2017

Mbangun Lumbung Tani Kabupaten Klaten

Panen Raya karya Dandan SA. http://www.dandansa.com/p/blog-page_8337.html
\\ Catatan: Apabila post ini dirasa terlalu panjang, silakan dibaca kata/kalimat yang di-bold hitam saja .

/ Lebih dari 30 tahun yang lalu, Kabupaten Klaten dikenal sebagai Lumbung Padi nasional dan berkontribusi pada keberhasilan swasembada pangan Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Selain itu, Kabupaten memiliki beras yang tersohor kelezatan dan kualitasnya, yakni beras delanggu yang terdiri dari beras rojo lele, C4, dan menthik wangi. Hal ini tentunya tidak lepas dari lokasi geografis Kabupaten Klaten yang memiliki tanah yang subur serta air yang berlimpah karena terletak diantara gunung berapi dan pegunungan kapur (lihat Nusantara Klaten). Namun seiring dengan berkembangnya zaman, sedikit demi sedikit image sebagai kabupaten lumbung padi tersebut mulai tidak terlihat karena produktivitas padi yang mengalami penurunan serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti minat menjadi petani, harga tawar padi/beras, hingga perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan maupun bertambahnya jumlah hama padi. Memang sangat disayangkan kondisi tersebut terjadi, melihat lokasi strategis Kabupaten Klaten yang sangat baik untuk pengembangan pertanian. Oleh karena itu, Kabupaten Klaten harus mulai bangkit untuk membangun pertanian yang targetnya bukan saja menjadi lumbung padi, tetapi lebih dari itu, yakni menjadi lumbung tani. Lumbung tani yang saya maksud disini adalah Kabupaten Klaten menjadi wadah pusat kegiatan-kegiatan pertanian, paling tidak di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan-kegiatan pertanian tersebut bisa saja meliputi kegiatan tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan yang produk-produk nya merupakan komoditas pertanian unggulan Kabupaten Klaten. Lebih dari itu, lumbung tani Kabupaten Klaten juga menyediakan wadah bagi ketiga kegiatan tersebut untuk dikembangkan menjadi sebuah pusat kegiatan tani yang meliputi seluruh kegiatan dari pembenihan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pemasaran, dan bahkan hingga pengindustrian. Hal tersebut sangat wajar apabila dilaksanakan di Kabupaten Klaten karena pertama wilayah Kabupaten Klaten dilewati oleh jalur arteri lintas selatan pulau jawa dan jalur rel kereta api lintas jawa, kedua wilayah ini memiliki tanah yang subur dan air yang melimpah yang berasal dari mata air-mata air yang tersebar di berbagai kecamatan, dan ketiga wilayah ini memiliki modal sosial yang tinggi untuk diberdayakan dalam membangun pertanian Kabupaten Klaten dengan target menjadi lumbung tani. Untuk membangun Kabupaten Klaten menjadi Lumbung Tani, ada paling tidak 5 tahapan yang harus dilaksanakan, yakni membuat dan melakukan zonasi khusus pertanian, agropolitan, kontrol produksi, jaringan, dan kontrol kualitas.
Konsep Lumbung Tani Kabupaten Klaten. sketsa pribadi.
/ Bagaimanapun dengan luas lahan pertaniannya yang kurang lebih 22.000 Ha, Kabupaten Klaten diharuskan untuk melakukan kegiatan pertanian dengan media dan setting tanah/lahan. Untuk melindungi lahan-lahan subur di Kabupaten Klaten, diperlukan adanya zonasi khusus pertanian yang sifatnya makro. Zonasi ini merupakan hasil delineasi lahan-lahan pertanian subur yang disertai dengan lahan/area sub-urban siap bangun (untuk penyediaan fasilitas-fasilitas pertanian). Zonasi ini bisa saja diterapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klaten ataupun Peraturan tentang Pertanian Lahan Abadi, hal ini karena melalui peraturan inilah pemerintah dapat melakukan kontrol terhadap zonasi ini. Di dalam zonasi khusus pertanian inilah nantinya cikal bakal lumbung tani akan dibangun tahap demi tahap dengan mengembangkan produk-produk pertanian unggulan Kabupaten Klaten, seperti padi, durian, dan sapi perah. Metode dalam pengembangan pertanian ini bisa menggunakan apa saja, misalnya sistem pertanian terpadu maupun penanaman padi organik (pemilihan metode ini disesuaikan dengan tingkat efektivitas dan produktivitas yang akan dicapai nantinya). Zonasi ini dilaksanakan secara parsial sesuai dengan mayoritas kegiatan pertaniannya, misalnya bertanam padi di Kecamatan Delanggu, berkebun durian di Kecamatan Kemalang, dan beternak di Kecamatan Bayat. Tiap-tiap pusat kegiatan tersebut harus dikembangkan mengikuti tahap-tahap selanjutnya.

Kurangnya Lahan Pertanian karya Muhammad Affan Siregar. www.kartunesia.com
/ Di dalam zonasi khusus pertanian tersebut dibangun agropolitan (kota pertanian). Hal ini untuk menciptakan satu rantai kegiatan pertanian yang bersatupadu hanya dalam sebuah area, sehingga dapat mewujudkan kegiatan pertanian yang efektif dan lebih menggairahkan bagi masing-masing stakeholder. Melalui agropolitan inilah nantinya produk-produk pertanian dikemas atau diolah atau dipasarkan, sesuai dengan kegiatan pasca panen yang diinginkan oleh para stakeholder maupun investor (produk mentah, setengah jadi, atau produk jadi). Misalnya susu sapi langsung dikemas untuk dipasok ke perusahaan susu (produk mentah), susu sapi diolah menjadi bahan susu kental manis (setengah jadi), susu sapi diolah menjadi susu bubuk (produk jadi). Ataupun misalnya durian dijual langsung kepada pengepul (produk mentah), durian diolah menjadi keripik durian (produk jadi).

Aktivitas dalam Area Agroplitan. http://archive.cnx.org/
/ Setelah terdapat agropolitan, hal yang tidak kalah penting adalah adanya kontrol produksi. Kontrol produksi yang saya maksud disini adalah pengendalian dan pengawasan terhadap setiap tahapan dalam kegiatan pra panen. Misalnya pada tanaman pangan padi dilakukan kontrol terhadap hama, pemilihan pupuk, metode penanaman dan pembenihan, hingga pengairan. Pada perkebunan durian dilakukan kontrol terhadap kesuburan tanaman, pengairan, dan metode pemeliharaan. Pada peternakan sapi perah dilakukan cek terhadap kesehatan hewan, kontrol terhadap tingkat kebersihan lingkungan ternak, hingga metode pemberian makanan kepada hewan. Hal ini agar produktivitas pertanian selalu stabil bahkan meningkat setiap waktu, sehingga hasrat menjadi lumbung tani juga akan semakin mudah untuk dicapai.

Kontrol Produksi Komoditas Pertanian. http://karantina.pertanian.go.id/
/ Setelah wadahnya sudah ada dan produksinya sudah ditata sedemikian rupa, selanjutnya dibutuhkan jaringan (network) untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan pertanian di zona khusus pertanian tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Jaringan ini dibagi menjadi 2 macam, yakni jaringan fisik dan non-fisik. Jaringan fisik meliputi seluruh jaringan jalan (arteri, kolektor, lokal, lingkungan, hingga jalan tani dan setapak), jaringan irigasi dan air bersih, jaringan listrik, jaringan sanitasi, dan jaringan telekomunikasi. Untuk meningkatkan aksesibilitas di tiap pusat kegiatan pertanian, dibutuhkan jaringan jalan yang baik dan komplit dari hierarki besar hingga paling kecil agar zona khusus pertanian ini dapat diakses dari pejalan kaki hingga truk-truk/angkutan besar. Hal tersebut sangat penting agar investasi pada sektor pertanian dapat masuk dalam zonasi tersebut. Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah jaringan telekomunikasi, yang mana jaringan ini menjadi sangat penting pada era informasi saat ini. Dengan adanya jaringan telekomunikasi, seperti fiber optic dan BTS, area-area tersebut memiliki akses ke seluruh dunia, sehingga berpotensi untuk memasarkan produk-produk pertaniannya hingga mancanegara. Sementara jaringan non-fisik meliputi jaringan pemasaran, jaringan industri, dan jaringan stakeholder. Jaringan pemasaran merupakan jaringan yang penting untuk menjamin produk-produk pertanian tersebut memiliki demander (para calon pembeli) yang selalu ada serta memastikan bahwa harga produk-produk tersebut mampu bersaing di pasaran. Jaringan industri berarti jaringan-jaringan pada sektor-sektor industri, seperti pabrik maupun toko retail di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Klaten (bergantung pada jumlah hasil panen), yang membutuhkan pasokan produk-produk pertanian untuk menjadi bahan olahan maupun untuk dipasarkan. Jaringan stakeholder juga merupakan jaringan yang sangat penting dalam hal ini, yang mana stakeholder tersebut meliputi petani (calon petani dan profesi petani) beserta komunitasnya, investor, dan pemerintah. Untuk menghimpun penerus profesi petani, harus dilakukan pengubahan tingkah laku, misalnya dengan diadakan sebuah lembaga pelatihan tani maupun universitas terbuka dalam bidang pertanian di zona khusus pertanian, yang tujuannya untuk menarik sebanyak-banyaknya calon petani untuk meneruskan kegiatan pertanian di Kabupaten Klaten. Bila cara tersebut tidak dapat dilakukan, maka di era ini, dibutuhkan adanya intervensi teknologi untuk memastikan bahwa kegiatan pertanian dapat terus berlanjut di masa depan. Intervensi teknologi ini dabat berbentuk misalnya traktor otomatis untuk menggemburkan tanah dan menanam benih padi, pemetik ataupun penghimpun durian otomatis, dan penyedot susu otomatis untuk sapi perah. Cara inilah yang kemungkinan akan dilakukan di masa depan, tentunya dengan bertahap. Sementara itu, untuk menyerap investor ke dalam bidang pertanian, paling tidak dibutuhkan adanya aksesibilitas dan konektivitas yang baik, regulasi dan sistem perizinan daerah yang pro investasi dan mudah, serta keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Kabupaten Klaten. Dengan meningkatnya minat investor untuk menananmkan investasinya pada bidang pertanian di Kabupaten Klaten, maka semakin meningkat pula daya saing pertanian Kabupaten Klaten.

Pertanian Berkelanjutan. BSG Studio.
/ Setelah semua tahap diatas dapat berjalan dengan baik, harus ada kontrol kualitas. Kontrol kualitas yang saya maksud adalah kontrol terhadap kualitas produk pertanian, metode dalam melakukan kegiatan pertanian, dan kualitas sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Dengan adanya kontrol kualitas ini diharapkan produk-produk unggulan Kabupaten Klaten memiliki kualitas yang best of the best, diakui secara nasional bahkan internasional, dan mampu bersaing, baik secara kualitas maupun harga di pasaran. Dengan kontrol kualitas ini pula, akan banyak investor yang semakin percaya untuk menanamkan dananya di bidang pertanian Kabupaten Klaten.

Komponen Kontrol Kualitas. http://alphaislandemirates.com/
/ Dengan pelaksanaan tahap-tahap di atas secara sistematis dan konsisten serta berbasis pada prinsip-prinsip kolaboratif, maka bukanlah hal yang mustahil apabila Kabupaten Klaten akan menjadi, bukan hanya lumbung padi tetapi lumbung tani, yang mana di Kabupaten inilah nantinya ditemukan banyak orang yang bermatapencaharian sebagai petani dan peternak, serta akan banyak ditemukan pula para pemuda yang tertarik untuk mempelajari pertanian di Kabupaten Klaten karena serapan tenaga kerja yang tinggi yang merupakan efek dari investasi-investasi di bidang pertanian yang terus meningkat. Namun demikian perlu dicatat bahwa pelaksanaan semua tahap tersebut harus berdasarkan pada prinsip kolaboratif, dengan membuang ego antar stakeholder, misalnya petani dengan lahan besar harus rela berbagi dengan petani berlahan kecil, pemerintah yang harus senantiasa membina dan memberikan insentif-insentif untuk para petani, dan swasta yang harus turut serta memberikan dananya pada pengembangan pertanian ini. Dengan demikian, mbangun lumbung tani di Kabupaten Klaten menjadi sangat mudah dan memungkinkan terwujudnya lumbung tani berkelas internasional di Kabupaten Klaten.
Share:

Thursday, January 5, 2017

Klaten, Kabupaten yang Basah

Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten. piknikasik.com
/ Seperti yang telah kita ketahui bersama dalam post Nusantara Klaten, Kabupaten Klaten terleak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu, yang mana gunung api dan pegunungan kapur dengan karst-nya tersebut mampu menyerap banyak air kedalam tanah dan mengalirkannya ke area-area cekungan yang berada di Kabupaten Klaten. Menurut data Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten Klaten tahun 2016, tercatat terdapat total 174 sumber mata air di Kabupaten Klaten, namun hanya 143 sumber mata air yang masih berfungsi alias masih mengeluarkan air. Sedangkan 31 sumber mata air mulai mengering alias tidak mengeluarkan air lagi karena gelontoran air tanah dari area gunung dan pegunungan mulai berkurang akibat alih fungsi lahan maupun penggundulan lahan di area tersebut. Terlepas dari isu tersebut, hal ini membuktikan bahwa Kabupaten Klaten merupakan kabupaten yang basah secara harfiah. Dengan 143 sumber mata air yang masih berfungsi ini saja sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Klaten. Hal ini tentunya merupakan kekuatan dan sekaligus potensi bagi Kabupaten Klaten, karena pada intinya air adalah sumber kehidupan, dimana ada air yang melimpah, disitulah kehidupan akan terus berjalan. Dengan berlimpahnya air di Kabupaten Klaten, sangat bisa dipastikan bahwa tiap area di Kabupaten Klaten mampu untuk menjalankan kehidupannya dengan mendapatkan akses terhadap air bersih ini. Hal yang sangat aneh jika ada area di Kabupaten Klaten yang masuk ke dalam kategori area kering, padahal Klaten adalah Kabupaten yang basah. Walaupun pada kenyataannya masih saja ada area Kecamatan yang kekurangan air, baik untuk air minum maupun irigasi persawahan. Dengan basahnya Kabupaten ini, saya menawarkan gagasan bagaimana jika kekuatan dan potensi sumber mata air yang berjumlah ratusan tersebut dikembangkan lebih baik di masa depan, dengan mengkategorikan pengembangan menurut skala kebutuhan, yakni primer, sekunder, dan tersier.

Petani di Sawah Basah. Eijan Tarro
/ Pengembangan primer merupakan pengembangan mata air-mata air di Kabupaten Klaten dengan memprioritaskan kebutuhan air bersih Kabupaten Klaten. Prioritas kebutuhan air bersih ini masih bisa dibagi menjadi kebutuhan air untuk rumah tangga dan irigasi persawahan. Pengembangan primer ini harus dilakukan terlebih dulu dengan pertama-tama memastikan bahwa tiap rumah tangga di Kabupaten Klaten telah memiliki akses terhadap air bersih yang layak untuk digunakan. Jika sudah dipastikan bahwa tiap rumah tangga sudah terakses air bersih layak pakai, kedua air yang ada di Kabupaten Klaten harus dapat diakses oleh tiap petak sawah yang ada di Kabupaten Klaten. Kedua hal tersebut harus dipastikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke pengembangan sekunder dan tersier. Hal ini karena rezeki air yang melimpah di Kabupaten Klaten harus digunakan untuk kesejahteraan penduduk Kabupaten Klaten terlebih dahulu. Kesejahteraan penduduk tersebut tercermin pada rumah tangga yang dapat meminum air dari tanah Kabupaten Klaten, baik mata air maupun air tanah dalam. Selain itu, kesejahteraan tersebut juga tercermin pada basahnya tiap petak sawah di Kabupaten Klaten yang dipelihara oleh para petani yang semata-mata bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk Kabupaten Klaten maupun daerah lain. Ini semua kembali pada dasar kehidupan, ketika tiap orang sudah tercukupi minum dan makannya, maka mereka dapat melanjutkan kehidupannya di masa depan dengan produktif serta bahagia.

Perikanan Air Tawar. bibitikan.net
/ Pengembangan sekunder merupakan pengembangan mata air-mata air di Kabupaten Klaten untuk keperluan yang bersifat tidak utama, seperti wisata air, perikanan pribadi, membantu daerah lainnya. Pengembangan sekunder ini semata-mata untuk mengembangkan sektor-sektor lain di Kabupaten Klaten yang bukan merupakan sektor utama, namun dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian dan branding Kabupaten Klaten. Selain itu, pengembangan sekunder ini juga bertujuan untuk memperkuat kerjasama dengan daerah di sekitar Kabupaten Klaten agar terwujud simbiosis mutualisme dikemudian hari.

Industri Air Kemasan. csrindonesia.com
/ Pengembangan tersier merupakan pengembangan mata air-mata air di Kabupaten Klaten untuk keperluan yang "makruh" (bisa tapi lebih baik tidak dilakukan), seperti eksploitasi mata air untuk keperluan industri maupun perusahaan swasta yang menyedot banyak air di suatu mata air dalam jumlah yang banyak. Pengembangan tersier ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Sebelum benar-benar dilakukan, pengembangan ini harus dikaji secara mendalam terlebih dahulu, banyak manfaat atau mudaratnya. Untuk itu, pengambil keputusan harus kembali kepada pertanyaan esensial dari dilakukannya pengembangan ini. Pertama, seberapa penting pengembangan ini harus dilakukan? mengapa ini sangat penting?. Kedua, apakah dengan dilakukannya pengembangan ini akan terwujud kesejahteraan bagi penduduk Kabupaten Klaten di masa depan?. Ketiga, apakah dengan dilakukannya pengembangan ini, mata air-mata air di Kabupaten Klaten masih bisa dinikmati oleh anak-cucu kita kelak?. Pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut sangat diperlukan agar pengembangan tersier ini tidak merugikan penduduk Kabupaten Klaten secara umum, maupun penduduk lokal di sekitar objek pengembangan secara khusus, di masa depan nantinya.
Keberlanjutan Mata Air, Keberlanjutan Generasi Mendatang. arrahmah.com
/ Tahapan pengembangan mata air menurut kebutuhan di atas merupakan hal yang perlu dipertimbangkan Kabupaten Klaten agar rezeki berupa air yang melimpah disana dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penduduk secara luas, tentunya dengan tidak melupakan kelestarian lingkungan di tiap mata air agar airnya dapat dinikmati anak-cucu ikita di Kabupaten Klaten nantinya. Sehingga Klaten masih bisa menjadi Kabupaten yang basah di masa depan.
Share:

Mbangun "Little Klaten"

elearningbrothers.com
/ Berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 050/84 Tahun 2016 tentang Penetapan Produk Unggulan Daerah, Kabupaten Klaten memiliki 7 produk unggulan yang terdiri dari batik, lurik, konveksi, tembakau (asepan dan rajangan), mebel, keramik (gerabah), dan logam. Dalam teori ekonomi, ada yang namanya permintaan (demand) dan penawaran (supply), dimana idealnya keduanya harus berada dalam satu titik keseimbangan agar tidak terjadi perubahan harga, baik naik maupun turun, yang signifikan, sehingga dapat merusak nilai barang itu sendiri. Jika dikaitkan dengan produk unggulan daerah Kabupaten Klaten di atas, bisa dibilang bahwa dari sisi supply, produk-produk unggulan tersebut sudah pasti dapat memproduksi masing-masing produk tiap harinya, terlepas dari faktor internal bisnis itu sendiri seperti tenaga kerja, modal, dan faktor produksi. Namun agar small and medium sized enterprises (SME's) yang memproduksi produk-produk unggulan Kabupaten Klaten tersebut dapat melangsungkan bisnisnya, mereka harus membuat keuntungan dari hasil produksinya. Tentunya keuntungan tersebut akan didapat dari penjualan produk-produk yang mereka hasilkan. Penjualan produk-produk tersebut tidak terlepas dari faktor demand atau pasar. Semakin tinggi demand, semakin tinggi pula keuntungan yang dapat dicapai oleh tiap SME's, tentunya dengan melakukan kontrol atas kestabilan harga produk di pasar. Untuk itu, diperlukan adanya sebuah sistem pemasaran produk-produk unggulan tersebut dengan balutan branding Kabupaten Klaten. Dengan adanya sistem pemasaran ini, nantinya calon pembeli dapat dengan mudah melihat seluruh produk-produk khas Kabupaten Klaten hanya dalam satu outlet saja, dan tentunya pemasaran produk-produk tersebut akan jauh lebih mudah. Belajar dari kota-kota di Indonesia maupun luar negeri, bagaimana jika kita membuat sebuah outlet yang menghimpun seluruh produk-produk unggulan serta produk SME's Kabupaten Klaten lainnya, outlet tersebut bisa saja dinamakan dengan "Little Klaten". Outlet ini dapat dibagi menjadi 3, yakni outlet real, outlet maya, dan outlet bergerak.
Konsep "Little Klaten" Outlet Real dan Bergerak. sketsa pribadi.
/ Outlet real merupakan outlet yang biasa ada di sebuah pasar/ruko/mall dan memerlukan biaya sewa tempat serta lainnya untuk menggunakannya. Pertama, Kabupaten Klaten sendiri harus memiliki outlet ini di dalam daerahnya, sehingga penduduk lokal maupun wisatawan bisa dengan mudah membeli produk-produk tersebut tanpa harus jauh-jauh menuju kecamatan yang memproduksinya. Outlet ini bisa dibangun di pusat kota Klaten, bisa di area Pasar Klaten (tentunya dengan merevitalisasi pasar Klaten terlebih dahulu). Konsep outlet ini bisa berupa opened outlet seperti yang ada di Pasar Ngarsopuro, Solo atau closed outlet seperti yang digunakan Little Bandung di Malaysia. Kedua, jika sudah ter-branding dengan baik, mulailah perlahan-lahan melakukan ekspansi ke daerah maupun negara lain dengan menggunakan kerjasama antar daerah misalnya. Dengan begitu, produk-produk lokal dapat dipasarkan, SME's Kabupaten Klaten dapat berekspansi, dan Kabupaten Klaten sendiri mendapatkan "nama" dari hasil branding produk-produk tersebut.


Kerjasama Bandung dengan Tokopedia. kota.tokopedia.com/bandung
/ Outlet maya merupakan outlet yang berada di dunia maya melalui sosial media maupun website. Outlet maya ini sangat penting bagi pemasaran produk-produk unggulan Kabupaten Klaten, karena pada era informasi ini seluruh calon pembeli lebih suka untuk melihat-lihat produk melalui internet. Maka dari itu, Kabupaten Klaten harus dapat menangkap potensi tersebut untuk memasarkan produk-produk unggulannya. Pertama, membuat website serta sosial media profesional yang dikelola oleh Disperindagkop untuk mewadahi produk-produk unggulan, tentunya dengan branding Kabupaten Klaten. Website tersebut semata-mata sebagai area rujukan bagi calon pembeli untuk mengetahui apa saja produk-produk khas Kabupaten Klaten. Kedua, melakukan kerjasama dengan platform-platform toko online yang sudah memiliki nama, baik di dalam maupun luar negeri, sepeti Tokopedia dan Bukalapak di Indonesia, serta Bol (Eropa) dan Amazon (Internasional). Dengan dipasangnya outlet "Little Klaten" di website toko online tersebut, jangkauan pemasaran produk akan semakin luas. Ketiga, bekerjasama dengan platform-platform sosial media yang sudah memiliki pengguna yang besar, seperti Facebook dan Twitter. Kerjasama tersebut dapat meliputi pembuatan akun dan halaman bisnis eksklusif untuk "Little Klaten" maupun untuk masing-masing SME's di Kabupaten Klaten dan pembuatan promotional page untuk "Little Klaten". Keempat, bekerjasama dengan Google, sebagai platform besar yang memiliki berbagai produk dalam dunia maya. Kerjasama tersebut dapat meliputi peningkatkan page rank website "Little Klaten" di alat pencarian Google, pemberian Google Adsense untuk mengiklankan "Little Klaten", dan platform SME's untuk go digital dengan menggunakan produk-produk Google.


Mobile Outlet Le Fashion Truck. pinterest.com
/ Outlet bergerak merupakan outlet yang berbasis pada lapak dengan menggunakan kereta dorong/becak/motor/mobil/minibus/truk yang dikonsep sedemikian rupa sehingga atraktif dan memiliki ciri khas "Little Klaten". Dengan adanya outlet bergerak ini, produk-produk unggulan Kabupaten Klaten bisa dipasarkan dengan murah dan mudah dimanapun daerahnya. Pertama, diawali dengan inisiatif dari swasta maupun pemerintah untuk membuat outlet ini. Terapkan branding dan konsep yang sangat unik dalam membuat outlet tersebut, dengan ini akan banyak orang yang membicarakan dan pasti akan menjadi viral. Kedua, bila telah berhasil, lakukan ekspansi dengan sistem franchise, sehingga outlet ini bisa diadaptasi diberbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Ketiga, berdayakan berbagai lapisan masyarakat untuk memasarkan outlet ini, sehingga banyak orang yang merasakan keuntungan dari outlet ini juga. Bisa dari mahasiswa, ibu rumah tangga,maupun wirausahawan.

/ Dengan adanya outlet "Little Klaten" ini, produk-produk unggulan Kabupaten Klaten dapat dilihat oleh banyak orang, sehingga akan terbentuk kesan pada banyak orang bahwa 7 produk unggulan tersebut merupakan produk khas Klaten. Dengan kesan yang sudah terbentuk tersebut, branding Kabupaten Klaten akan semakin tegas di kalangan masyarakat, tentunya dibarengi dengan kualitas dan harga yang bersaing pula serta inovasi produk. Efek sampingnya, SME's Kabupaten Klaten makmur, Kabupaten Klaten memiliki "nama" tersendiri di masyarakat luas, dan banyak orang yang kemudian mengenal Klaten dan ingin berkunjung ke Kabupaten ini, nah pada saat itu jugalah dibarengi dengan strategi promosi pariwisata Kabupaten Klaten.
Share:

Wednesday, January 4, 2017

Nusantara Klaten

rumahklaten.com
/ Nusa yang berada di antara, begitulah arti harfiah dari Nusantara. Dalam bahasa sansekerta, Nusa berarti dwipa atau negeri atau dalam hal ini bisa disebut dengan wilayah. Sehingga nusantara berarti wilayah yang berada diantara. Terminologi nusantara ini banyak dikaitkan dengan negara Indonesia, dimana memang wilayahnya berada diantara benua Asia dan Australia, serta Samudera Pasifik dan Hindia. Dengan analogi tersebut, dalam post pertama ini saya ingin mengajak pembaca untuk kembali mengingat esensi Kabupaten Klaten dari perspektif fisik geografis (gifted location) serta apa kemungkinan yang bisa terdapat di lokasi itu. 


Lokasi Kabupaten Klaten. Google Maps
/ Mau tidak mau, sudah dari sononya, Kabupaten Klaten terletak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu (Utara-Selatan), serta Kota Yogyakarta dan Solo (Barat-Timur). Sehingga bila diambil model topografinya, Kabupaten Klaten berbentuk mencekung (topografi area tengah lebih rendah dari ujung-ujungnya). Lalu bagaimana kita menyikapi wilayah yang berada di lokasi seperti itu? Pembahasan pertama terletak pada lokasi antara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu. Pertama, wilayah yang berada di dekat gunung berapi memiliki jenis tanah yang relatif subur karena banyak unsur hara yang dihasilkan dari aktivitas vulkanik gunung tersebut. Kedua, wilayah yang berada di dekat pegunungan seribu memiliki jenis tanah kapur yang cocok untuk ditanami tumbuhan berakar keras. Ketiga, dengan berada diantara Gunung Merapi dan Pegunungan seribu, wilayah ini memiliki dataran dengan iklim basah serta dataran dengan iklim kering, sehingga berbagai pilihan ragam tumbuhan dapat hidup di wilayah tersebut. Selain itu, daerah gunung (baik area di dekat Gunung Merapi maupun Pegunungan seribu dengan Karst nya) yang banyak menyerap air kedalam tanah, secara langsung mengalirkan air tanah dalam jumlah besar tersebut ke dataran yang lebih rendah (cekungan), sehingga banyak ditemukan mata air di wilayah ini. Intinya, keberadaan tanah yang subur dan air yang melimpah merupakan hal yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan kita dapat menemui keduanya di Kabupaten Klaten.


Foto Aerial Masjid Agung Kabupaten Klaten. aracreatice.info
/ Pembahasan kedua terletak pada lokasi antara Kota Yogyakarta dan Solo. Pertama, Kabupaten ini memiliki lokasi strategis dengan berada pada dua kota besar di dua provinsi yang berbeda (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah). Hal ini mengindikasikan adanya potensi dalam aksesibilitas, logistik, ekonomi wilayah, dan kerjasama antar daerah yang lebih besar daripada daerah lainnya. Kedua, Kabupaten Klaten dapat menjadi internal actor, yakni wilayah yang menjadi penyokong kedua kota besar tersebut, sehingga perekonomian Kabupaten Klaten dapat selalu berputar dengan bergantung pada kedua kepentingan kota besar tersebut, misalnya kota satelit, pembangunan perumahan sub-urban, dan industri. Ketiga, Kabupaten Klaten dapat menjadi external actor, yakni wilayah yang memanfaatkan "kebesaran" kedua kota besar tersebut untuk kepentingannya sendiri, misalnya pemasaran produk-produk lokal ke pasar kota besar tersebut dengan branding Kabupaten Klaten dan menggunakan akses transportasi udara di kedua kota besar tersebut untuk menyerap wisatawan sebanyak-banyaknya.


Taman Kota di Pusat Kota Kabupaten Klaten. Flickr.com
/ Pembahasan ketiga terletak pada kota Klaten itu sendiri. Beruntung Klaten memiliki cekungan yang relatif luas area datarnya, sehingga cocok untuk membentuk sebuah pusat kota yang ideal. Pada dasarnya, pusat kota merupakan sebuah representasi dari seluruh area suatu wilayah, karena setiap orang baik penduduk di dalam maupun luar wilayah tersebut pasti akan menuju ke pusat kota dari wilayah tersebut. Karena sebagai pusat area rujukan tersebutlah, pusat kota harus benar-benar dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menjadi wadah representasi wilayah tersebut. Kabupaten Klaten memiliki dua definisi pusat kota yang dapat dibagi dari segi administratif dan fungsional. Secara administratif, pusat kota Kabupaten Klaten terdiri dari 3 kecamatan, yakni Kecamatan Klaten Utara, Tengah, dan Selatan. Ketiga kecamatan tersebut dilalui oleh jalur utama Jogja-Solo. Namun demikian, menurut saya area 3 kecamatan tersebut terlalu besar jika kemudian digabungkan menjadi sebuah pusat kota bagi Kabupaten Klaten. Sementara secara fungsional, pusat kota Kabupaten Klaten adalah area di dalam dan sekitar alun-alun kota Klaten, pasar Klaten, dan eks-masjid raya Klaten. Tentu saja pusat kota secara fungsional ini masih dapat melebar hingga pasar buah, perempatan karangduwet, sami laris dan toko laris. Menurut saya, pusat kota secara fungsional ini lebih mampu dan mudah untuk dijadikan wadah representasi Kabupaten Klaten.

/ Esensi dasar lokasi Kabupaten Klaten inilah yang nantinya akan banyak dibahas pada post-post selanjutnya di blog ini. Dari esensi dasar tersebut, saya akan menawarkan beragam gagasan perencanaan pembangunan Kabupaten Klaten di masa depan yang semoga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di Kabupaten Klaten. Dan saya harap pembaca, baik berasal dari maupun luar Kabupaten Klaten bisa turut memberikan gagasan positif lainnya untuk Kabupaten Klaten di masa depan (melalui email saya pada kotak bagian bawah blog ini). Mari tinggalkan yang sudah lalu, Mari Mbangun Klaten bareng-bareng!
Share: